Unity Engine, alat pengembangan yang populer di kalangan studio kecil, kini menjadi sorotan. Game-game indie terkenal seperti Among Us, Cuphead, dan Cult of the Lamb semuanya dibuat menggunakan Unity Engine.
Namun, sejak pemiliknya mengumumkan rencana untuk memperkenalkan strategi harga baru, banyak pengembang game berisiko meninggalkan teknologi ini dan mengancam penundaan perilisan game baru.
Sebuah engine adalah kumpulan alat yang mengatur elemen-elemen seperti animasi dan audio, yang menjadi dasar atau kerangka kerja bagi sebuah game.
Meskipun memungkinkan untuk membuat engine dari awal, hal itu rumit, sehingga perusahaan-perusahaan sering menggunakan versi yang sudah jadi untuk menghemat waktu. Unity, bersama Unreal Engine milik Epic, adalah salah satu contoh yang paling sering digunakan.
Biaya yang Dibebankan Pengembang Game
Perusahaan Unity mengumumkan rencana untuk membebankan biaya kepada pelanggannya setiap kali seseorang menginstal game berbasis engine ini.
Mereka mengatakan biaya tersebut hanya akan dikenakan setelah game mencapai sejumlah unduhan tertentu, tetapi bisa mencapai $0,20 (sekitar Rp 2.800) di level tertinggi. Keputusan ini mendapat reaksi cepat dan marah dari industri game.
Garry Newman, pencipta Garry's Mod yang populer dan pendiri Facepunch Studios, mengatakan langkah ini membuat banyak orang "marah". Ia mengungkapkan, "Itu seperti Adobe menarik uang ke pengguna Photoshop tiap kali ada orang yang melihat gambarnya."
Para pengembang juga menuduh perusahaan melanggar kepercayaan mereka dan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana biaya tersebut akan diterapkan. Unity mengeluarkan pernyataan untuk menjelaskan beberapa kondisi tentang biaya ini dan bersikeras bahwa "sebagian besar pengembang" tidak akan terpengaruh.
Namun, pernyataan tersebut juga mendapat kritik berat. Beberapa pengembang independen terkemuka mengancam akan berhenti menggunakan Unity jika perusahaan ini tetap pada rencananya, yang akan berdampak pada proyek-proyek saat ini.
Protes dari Pengembang Game
Innersloth, pembuat Among Us, mengatakan mereka akan menunda konten dan fitur baru untuk membawa game tersebut ke engine baru. Sementara itu, Mega Crit, pembuat Slay the Spire mengungkapkan telah menghabiskan dua tahun terakhir bekerja pada game baru di Unity. Namun, mereka mengatakan akan beralih ke engine baru jika perubahan ini tidak dibatalkan.
Unity Engine juga digunakan untuk membuat mega-hit seperti Pokemon Go dan Genshin Impact, tetapi belum jelas apakah game-game tersebut akan terpengaruh. Niantic, pembuat Pokemon Go, mengatakan bahwa mereka belum dapat memberikan komentar mengenai situasi ini saat ini.
Selain kritik dari para pengembang game, Unity juga menerima "ancaman potensial" yang cukup serius sehingga perusahaan tersebut terpaksa menutup dua kantornya dan membatalkan pertemuan CEO.
Permintaan Maaf dari Unity
Sekarang, Unity telah mengeluarkan permintaan maaf resmi dan menjelaskan bahwa mereka akan mengubah kebijakan yang diumumkan. Berikut pernyataan resmi dari Unity:
Kami meminta maaf atas kebingungannya dan rasa cemas yang ditimbulkan oleh kebijakan biaya yang kami umumkan pada hari Selasa. Kami mendengarkan, berbicara dengan anggota tim, komunitas, pelanggan, dan mitra, dan akan membuat perubahan pada kebijakan ini. Kami akan membagikan pembaruan dalam beberapa hari ke depan. Terima kasih atas respon jujur dan kritis Anda.